![]() |
| Ilustrasi deburan ombak Pantai Lampuuk. dok. pixabay.com/Pexels |
Jalan-jalan ke Pantai Lampuuk, wisata hits Banda Aceh dengan pasir putih, sunset romantis, kuliner seafood segar, dan monumen tsunami. Cocok buat backpacker maupun liburan keluarga.
ONEWARTA.ID - Sebagai seorang backpacker, saya selalu tertarik dengan tempat-tempat baru yang bisa memberi pengalaman berbeda. Perjalanan kali ini membawa saya ke Banda Aceh, sebuah kota yang terkenal dengan sejarahnya, tapi ternyata juga menyimpan pesona alam yang luar biasa. Salah satu destinasi yang langsung menarik perhatian saya adalah Pantai Lampuuk, yang sering disebut sebagai “Kuta”-nya Aceh.
Berangkat dari pusat Kota Banda Aceh, saya menyewa motor kecil untuk mencapai pantai. Jaraknya sekitar 20 kilometer, ditempuh dalam waktu 30 menit saja. Perjalanan terasa menyenangkan karena sepanjang jalan disuguhi pemandangan pegunungan hijau, desa-desa kecil, dan aroma laut yang mulai tercium ketika mendekati lokasi. Begitu tiba, suara ombak langsung menyambut, dan panorama laut biru dengan garis pantai panjang terlihat begitu menawan.
Pantai Lampuuk benar-benar punya vibe yang bikin betah. Pasirnya putih dan halus, lautnya jernih, sementara tebing batu kapur menjulang di ujung pantai menambah kesan eksotis. Sebagai backpacker yang doyan suasana alam, momen pertama menginjakkan kaki di pantai ini langsung jadi pengalaman yang sulit dilupakan.
Pantai Lampuuk, Keindahan Alam dan Jejak Sejarah
Yang menarik dari Pantai Lampuuk bukan cuma panorama alamnya, tapi juga aktivitas seru yang bisa dilakukan. Ombak di sini cukup besar, sehingga jadi spot favorit untuk surfing. Bagi yang nggak terlalu suka olahraga air, bermain pasir atau berenang di tepian pantai juga menyenangkan. Saat sore tiba, suasana makin magis—langit berubah jadi jingga keemasan, dan sunset di Lampuuk benar-benar memukau.
Sebagai backpacker yang suka berburu foto, saya tidak melewatkan momen ini. Tebing kapur yang menjadi latar, dipadukan dengan cahaya senja, membuat setiap bidikan kamera terasa dramatis. Hasilnya? Foto-foto yang bukan cuma estetik, tapi juga menyimpan cerita perjalanan.
Selain pesona alam, Pantai Lampuuk juga punya sisi sejarah yang dalam. Saat tsunami dahsyat melanda Aceh tahun 2004, kawasan ini ikut terdampak parah. Di sekitar pantai, kini berdiri sebuah monumen untuk mengenang para korban. Ada pula sisa bangunan masjid dan rumah warga yang menjadi saksi bisu betapa kuatnya masyarakat Aceh menghadapi bencana besar itu. Berjalan di sekitar monumen membuat saya terdiam sejenak, merasakan campuran antara kesedihan dan kekaguman pada semangat warga Aceh.
Tidak ketinggalan, pengalaman kuliner di Pantai Lampuuk juga berkesan. Banyak warung makan sederhana yang menawarkan ikan bakar segar lengkap dengan sambal khas Aceh. Duduk di tepi pantai sambil menyantap seafood, ditemani suara ombak, rasanya seperti paduan sempurna antara alam dan budaya lokal.
Fasilitas di Pantai Lampuuk juga sudah cukup memadai. Ada area parkir luas, mushola, hingga penginapan sederhana seperti homestay dan cottage yang bisa jadi pilihan kalau ingin bermalam. Sebagai backpacker, saya lebih suka menginap di homestay karena harganya terjangkau sekaligus memberi kesempatan berinteraksi dengan warga lokal.
Tips penting buat kamu yang mau ke Pantai Lampuuk: datanglah menjelang sore untuk mendapatkan momen sunset terbaik, bawa kamera dengan baterai penuh, dan siapkan uang tunai karena sebagian besar warung belum menerima pembayaran digital. Yang tak kalah penting, jangan lupa menjaga kebersihan pantai dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Bagi saya, Pantai Lampuuk adalah salah satu pengalaman traveling paling berkesan di Aceh. Perpaduan antara keindahan alam, aktivitas seru, kuliner lezat, dan nilai sejarah membuatnya lebih dari sekadar destinasi wisata biasa. Jadi, kalau kamu berencana ke Banda Aceh, jangan lupa masukkan Pantai Lampuuk ke dalam itinerary. Dijamin perjalananmu akan lebih seru, penuh cerita, dan meninggalkan jejak indah dalam ingatan.***
